GOOGLING..!

Selasa, 28 Februari 2012

Destinasi Pasar Peron Purworejo

PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto akan mengembangkan Stasiun Purworejo sebagai objek wisata sejarah, sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap Tahun Kunjungan Jawa Tengah 2013.

"Stasiun Purworejo merupakan salah satu aset bangunan bersejarah PT KAI. Pemugaran tahap pertama telah selesai pertengahan Desember 2011, dan selanjutnya akan melakukan konservasi tahap dua berupa perbaikan lantai peron dan atap Stasiun Purworejo," kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono, di Purwokerto, Selasa,  21 Februari 2012.

Untuk menandai peresmian Stasiun Purworejo sebagai obyek wisata, Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI pada 14 April 2012 akan menggelar kegiatan "Pasar Peron" di Stasiun Purworejo.

Menurut Surono, kegiatan yang digelar bersama Pemerintah Kabupaten Purworejo tersebut akan menampilkan berbagai hasil kerajinan, kuliner, dan kesenian tradisional setempat.

Ia mengatakan, Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI juga akan mendatangkan KA Pustaka ke Stasiun Purworejo sehingga pengunjung dapat membaca berbagai koleksi buku yang disediakan kereta api perpustakaan ini.

Kegiatan `Pasar Peron` ini direncanakan akan digelar sebulan sekali setiap minggu kedua pada hari Sabtu dan Minggu, katanya.

Selain menggelar acara "Pasar Peron", PT KAI Daop 5 Purwokerto akan mengaktifkan kembali jalur kereta dari Stasiun Kutoarjo hingga Stasiun Purworejo untuk melayani KA wisata. Jalur kereta sepanjang 13 kilometer itu selama satu tahun terakhir tidak difungsikan, tapi masih layak dilalui rangkaian KA untuk tujuan wisata.

"Kami telah meninjau jalur KA antara Stasiun Kutoarjo hingga Stasiun Purworejo, ternyata jalur tersebut masih layak untuk dilalui kereta api. Namun untuk sementara, kami akan mengoperasikan lori wisata terlebih dulu sebelum dioperasikannya KA wisata tersebut," katanya.

Stasiun Purworejo dibangun pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda 1887 dengan struktur bangunan berupa bahan beton setinggi delapan meter dan luas keseluruhan sekitar 848 meter persegi.

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Jateng telah memasukkan Stasiun Purworejo sebagai salah satu cagar budaya (heritage) di Purworejo, dilindungi oleh negara dengan nomor inventarisasi  11-06/PWO/TB/36.

Dalam sejarahnya, stasiun ini sempat mengalami penghentian operasional sebanyak tiga kali. Yang pertama waktu jaman pendudukan Jepang
 (sekitar tahun 1942–1945), kemudian dibuka lagi pada saat peralihan menjadi DKA (Djawatan Kereta Api).

Pada 1977 ditutup lagi kemudian pada dekade 1990-an diaktifkan kembali  oleh Haryanto Dhanutirto, Menteri Perhubungan saat itu. Hanya 1 kereta api yang datang dan berangkat dari stasiun ini, yakni kereta api Feeder Purworejo yang melayani tujuan ke Kutoarjo.  Tapi karena kondisi trek yang dianggap tidak aman, sejak November 2010, kereta api feeder ini sudah tidak dioperasikan lagi.

Sumber: Antara, Tempo, Pikiran RakyatRepublika